Mang Oyo dan Bubur Ayam Anti Tumpah
Ke mana, Arka? Sarapan bubur ayam di Mang Oyo.
Entah
kenapa waktu lagi di Jawa Barat kayanya memang paling ngena kalau
sarapan pakai bubur ayam. Begitu juga kalau lagi di Bandung. Kali ini
saya memutuskan untuk sarapan bubur ayam di tempat Mang Oyo yang katanya
sudah berjualan bubur dari tahun 1980. Untuk lokasinya sendiri lumayan
gampang dijangkau karena berada di pinggir jalan besar dan sudah ada di
GPS. Jadi tinggal ikutin aja petunjuk jalan yang ada dan sampailah kita
di Bubur Ayam Mang H. Oyo.
Dulu,
awalnya Mang Oyo juga berjualan dengan model kaki lima yang pakai
gerobak seperti bubur ayam yang sering kita temukan di mana-mana. Tapi
sekarang, Mang Oyo sudah menempati halaman sebuah rumah tua yang akan
beralih fungsi menjadi cafe semi terbuka pada malam hari. Nggak heran
kalau suasana dan atmosfer di sini jadi beda banget sama tempat-tempat
makan bubur ayam lainnya. Tempat makan Bubur Ayam Mang H. Oyo
ini bisa dibilang cukup luas jadi bisa menampung banyak pembeli dengan
berbagai macam lay out tempat duduk. Mau pakai kursi biasa, bisa. Atau
kalau mau lesehan juga bisa. Bahkan kalau pengen makan di teras rumah
tua tadi juga bisa banget. Nyaman sih intinya!
Bubur
Mang H. Oyo terkenal karena buburnya yang nggak bakal tumpah meskipun
piringnya dibalik. And it's true! Saya sudah membuktikannya. Rahasianya
ternyata adalah karena bubur Mang Oyo sengaja dibikin lebih kental dan
padat sehingga menjadi lebih lengket dibanding yang lain. Bubur Mang Oyo
sendiri punya profil rasa yang clean dengan aroma yang wangi banget
dari kaldu ayam, bawang putih, dan lada. Bubur ayam tanpa kuah seperti
ini memang pada akhinya membuat kita menjadi lebih fokus menikmati cuta rasa
asli dari buburnya. Bubur Mang Oyo didominasi dengan rasa gurih dan sedikit sentuhan
asin serta sensasi hangat dari lada. Mang Oyo menurut saya berhasil
memunculkan semua cita rasa tadi dalam intensitas yang tidak terlalu
kuat tapi pas. Sehingga meskipun punya tekstur yang lebih padat, bubur ini tetap
ringan ketika dinikmati.
Seperti bubur ayam pada umumnya, Bubur Ayam Mang H. Oyo
juga disajikan dengan berbagai pelengkap, yaitu mulai dari kucai,
seledri, kacang kedelai, bawang goreng, dan kerupuk. Satu hal yang
menarik adalah bahwa kucai, seledri, dan kacang kedelai di Mang Oyo
disajikan dalam mangkuk tersendiri sehingga kita bisa atur jumlahnya
sesuai selera. Dan tentunya bisa minta tambah kalau masih kurang. Mang
Oyo juga menyediakan lauk tambahan seperti telur rebus, ati-ampela,
tahu, dan bahkan tempe mendoan. Yang tempe mendoan saya kemarin sempat coba. Satu porsi terdiri dari dua potong tempe mendoan dan sudah
lengkap dengan sambal kecapnya. Dari segi rasa sebenernya sudah
menyerupai tempe mendoan yang asli. Rasa sambal kecapnya apalagi. Ada
sedikit aroma bawang yang muncul ditengah-tengah rasa pedas manis yang
mendominasi. Nice! Tapi sayangnya, tekstur tempe mendoan di sini sudah
agak lebih keras karena mungkin sudah digoreng hingga hampir matang. I'm
expecting more than these. Karena tempe mendoan memang bakal lebih
nikmat kalau tepungnya masih agak-agak lembek.
Menu
lain yang juga saya coba adalah Lontong Kari Ayam. Menu ini disajikan
cukup sederhana dengan tambahan bawang goreng dan kerupuk. Saya suka
dengan tekstur kuah karinya yang smooth and creamy. Aroma karinya juga
harum. Potongan ayamnya pun terasa empuk. Tapi kalau dari segi rasa,
saya merasa ada sesuatu yang membuat cita rasa keseluruhannya menjadi
kurang mantap dan istimewa. Entah karena bumbunya yang kurang berani
atau karena yang lain. Jadi sejauh ini memang bubur ayamnya lah yang
jadi juara kalau dibandingkan dengan menu-manu lainnya. Iyalah. Namanyaa
juga memang tempat makan bubur, iya kan?
Sebagai
penggemar bubur ayam, saya puas dengan keseluruhan pengalaman saya di
Bubur Ayam Mang H. Oyo. Cita rasa buburnya yang sederhana dan tidak
berlebihan menjadi salah satu highlights tersendiri. Pelayanannya pun
bisa dibilang cepat dan tanggap meskipun saya datang sudah agak siang
sehingga sudah mulai banyak orang yang juga sedang sarapan di sana. Oh
satu hal! Saya sarankan kalian untuk datang agak lebih pagi supaya semua
menu dan pelengkapnya masih komplit (jangan seperti saya yang akhirnya
kehabisan cakue :( ). Jadi kapan lagi mau makan bubur yang nggak tumpah
meski piringnya dibalik? Tell me what you think!
Arahan dari Arka:
Bubur Ayam Mang H. Oyo
Jln. Sulanjana No. 30
Bandung Wetan, Kota Bandung 40166
Jam Buka: 06.00 WIB-14.00 WIB
081320000108
Harga:
Bubur Ayam Biasa Rp14.000,00
Bubur Ayam Telur Rp18.000,00
Lontong Kari Rp19.000,00
Tempe Mendoan (2 buah) Rp6.000,00
*harga belum termasuk pajak 10%
Comments
Post a Comment